Ada gak temen-temen di sini yang gak doyan belanja?
Oke, oke saya tau… Itu barusan adalah pertanyaan retoris, yang rasanya gak perlu di jawab.
Saya yakin banget, hasrat belanja itu udah mengalir dari sononya dalam urat nadi setiap perempuan. Belanja di sini bukan berarti hanya barang-barang fashion lho. Apapun jenis barang yang membuat seorang wanita bahagia *halah* pasti akan dibeli tanpa ragu-ragu.
Belanja menurut saya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan suatu barang, tapi terkadang didasari oleh keinginan untuk memiliki barang baru. Baju baru, celana baru, daleman baru, sepatu baru, sandal baru, tas baru, jepit rambut baru, gelang baru, dompet baru, tumbler baru, tempat bekal baru, you name it! Sensasi yang didapat saat memiliki barang baru iu menyenangkan sekali, malah terkadang membuat semangat. Hayo, bener gak? Perempuan itu hasrat untuk berbaginya juga tinggi lho, jadi seringkali mereka berbelanja untuk orang-orang tersayangnya. Dan tidak lupa, buat diri sendiri gak ketinggalan, biar punya barang baru juga gitu.. :))
Satu hal yang sangat mempengaruhi keinginan berbelanja tentu saja kondisi dompet. Dan biasanya kondisi dompet tergantung tanggal. Harga murah atau mahal itu relatif juga, tergantung tanggal berapa kita belanja. Kalau tanggal muda, ya jelas semua barang (yang harganya sesuai dengan penghasilan kita lho ya) itu terasa murah, atau “biasa aja ah..gak mahal.. ambil aja..mumpung ada duitnya”. Nah kalo tanggal tua, sudah tentu kebalikannya kan? Semuanyaaaa berasa mahal.. hmmm… Been there, right?
Nah, sebagai smart woman, gak mau dong hidup kita tersiksa gara-gara kebanyakan belanja atau kekurangan belanja. Hey, belanja itu perlu banget loh! Memberi penghargaan buat diri sendiri itu penting, ya kan? Kalau urusan atur-mengatur penghasilan, saya percayakan ke diri kalian masing-masing. Kita sendiri yang mengerti kebutuhan dan keinginan, dan tentu saja kemampuan financial masing-masing.
Kalau saya setiap bulannya sudah menganggarkan sekian persen untuk memenuhi keinginan belanja. Keinginan lho ya, bukan kebutuhan. Kalau kebutuhan biasanya bersifat rutin sehingga anggarannya sudah bias diperkirakan. Dan setiap bulan juga, saya harus memaksakan diri untuk disiplin mematuhi anggaran tersebut. Jangan nyolek-nyolek anggaran tabungan. Itu haram hukumnya. Tabungan itu untuk kebutuhan yang sangat urgent seperti tas baru. Eh map salah, tapi sepatu baru *digaplok* Duuuuh…iya iya, maap salah lagi, maksudnya kebutuhan darurat yang masing-masing individu mungkin berbeda-beda. Yang penting di sini adalah disiplin. Bersenang-senang dengan berbelanja sangat diperbolehkan asalkan kita disiplin. Tau kemampuan dan kebutuhan diri sendiri.
So, siapa di sini yang tiap akhir bulan jejeritan musti ngirit sana sini karena kondisi dompet kering kerontang? Semoga saja gak banyak ya? *ngikik*